Apa Itu SKU?

Apa itu SKU

Mungkin Kita sering mendengar istilah SKU, namun belum paham apa itu SKU. Kepanjangan dari Stock Keeping Unit, SKU berfungsi untuk memberikan kode unik untuk setiap jenis barang. Rangkaian dari format SKU memiliki standarisasi sendiri.

Pengertian Format Kode Pada SKU

Pada gambar cover diatas Kita sudah melihat contoh format dari SKU dimana masing masing kode menunjukan identitasnya masing masing. Merek atau brand biasanya berasa diawal, kemudian disusul dengan nama produk atau tipe produk. Urutan selanjutnya bersifat kondisional, artinya tergantung jenis barang, pada contoh diatas ada ukuran dan warna.

Format yang bersifat kondisinal ini bisa saja berbeda untuk barang lain, misalnya produk senter led, bisa saja format kondisionalnya berupa daya dan jenis baterai, maka formatnya menjadi: NSL-SLED-10W-AAA-084 (merk Nasional, jenis Senter Led, daya 10watt, baterai AAA, kode kuantitas produksi 084).

Fungsi SKU

format barcode UPC SKU

Jika dari contoh SKU diatas Kita sudah mendapatkan gambaran apa itu SKU, maka kali ini Kita mengupas fungsi dari SKU. Selain menjadi pembeda antaran produk lainnya, SKU juga dapat dicetak dalam bentuk barcode. SKU sendiri berfungsi untuk memudahkan identifikasi barang ATAU produk guna keperluan penyimpanan maupun distribusi. Jika Anda bertanya tanya mengapa Saya menggunakan “atau” pada penjelasan sebelumnya, maka ini karena SKU tidak hanya dapat diterapkan pada produk fisik / barang saja, namun juga produk digital atau jasa.

Dalam konteks distribusi atau lokasi produksi, maka SKU dapat saja mengalami pemekaran misalnya ditambahkan kode lokasi produksi. Dari penjelasan penjelasan ini Kita dapat menyimpulkan fungsi utama SKU adalah sebagai pembeda antara masing masing produk serta memudahkan dalam melakukan inventarisasi dan distribusi produk.

Kapan Kita Membutuhkan SKU?

Tidak sedikit yang masih mengira SKU berkaitan hanya dengan sistem online shop. Sejak perkembangan e-commerce, SKU memang mulai dikenal karena menjadi bagian dari sistem e-commerce. Meski demikian konsep SKU sebenarnya sudah dikenal sejak tahun 1970-an bersamaan dengan konsep Universal Product Code (UPC) dimana UPC menjadi bagian dari SKU setelah melalui proses encode (disandikan). Jadi SKU tidak hanya diterapkan pada sisten toko online atau marketplace saja, namun juga pada sistem inventaris barang offline dimana sudah diterapkan jauh sebelum toko online.

Penggunaan SKU pada pedagang retail maupun UMKM tergantung dari banyaknya jenis produk. Jika hanya menjual 1 jenis produk saja tanpa varian lain, tentunya SKU belum menjadi kebutuhan utama. Belum diperlukan kode pembeda barang pada kondisi seperti itu.

Namun ketika satu jenis barang itu sudah memiliki varian ukuran atau warna lebih dari satu maka SKU sudah dapat diterapkan meski jenisnya barang baru satu. Kesimpulannya adalah SKU akan terasa manfaatnya diterapkan pada produk yang memiliki lebih dari satu jenis, warna, atau ukuran.

Apa Itu SKU Yang Baik

Selain fungsi utamanya sebagai pembeda jenis atau varian barang, maka SKU juga harus sesingkat mungkin, serta mudah dikenali dari format kodenya. Artinya jika Kita sekilas membaca kode SKU maka Kita langsung tahu barang yang dimaksud kode SKU tersebut.

Contohnya ada produk bernama “Sarung Tangan Sepeda Anak Avelio Warna Hitam”, implementasi SKUnya dapat berupa format: AVL-SRTSPD-ANK-HTM-0047. Penjelasannya:

  1. AVL kode merek, yaitu Avelio,
  2. SRTSPD jenis produknya yaitu sarung tangan sepeda
  3. ANK peruntukannya yaitu anak anak
  4. HTM kode warnanya
  5. 0047 nomor urut produknya.

Lalu apakah Kita bebas menentukan format SKU sendiri? Karena peruntukan SKU adalah untuk informasi pendataan internal, maka format SKU bebas disusun sesuai kebutuhan [baca: SKU 8 Karakter].

Keterbatasan Format SKU Berupa Huruf

Contoh lainnya dalam format SKU adalah dalam bentuk sekuel angka. Dalam format ini maka kode sekuel cukup sulit diingat atau diidentifikasi, namun dalam beberapa kasus dapat menyederhanakan format sehingga mampu menampung ratusan hingga puluhan ribu jenis produk tanpa memikirkan lagi kode unik berupa sekuel kombinasi  huruf yang memiliki keterbatasan (26 huruf x 26 huruf x 26 huruf = 17.576 kemungkinan kode unik untuk format penamaan 3 huruf).

Jika Kita lihat diatas maka hanya ada 17.576 kemungkinan kode unik untuk 3 karakter angka, lalu bagaimana bisa dengan kode SKU angka dapat menembus jumlah tersebut? Memang jika Kita mengikuti format kode seperti sekuel kode huruf, maka kode angka hanya memiliki 999 kemungkinan unik. Namun Kita tidak menggunakan format pemisah dalam format SKU angka, namun dengan penandaan setiap produk dan limit angka dapat dimekarkan.

Format SKU Berupa Angka (Jarang Digunakan)

Diketahui dalam toko grosir aneka barang ada produk dengan detail seperti ni: “Gantungan Kunci Bahan Mika 6 CM Motif Bunga”, dalam format angka didapat SKU seperti ini: 0050002400060500017000047. Bingung bukan? begini penjelasan sekuelnya:

005 = Kita cadangkan 3 digit untuk kemungkinan adanya 999 jenis produk (dapat saja dinaikan menjadi 4 digit jika perlu), nah 005 menandakan produk adalah Gantungan Kunci

00024 = bahan dari produk dalam hal ini Bahan Mika, dicadangkan untuk kemungkinan 99999, karena selain gantungan kunci berbahan mika, mungkin ada barang lainhya atau gantungan kunci juga berbahan selain mika, misal plastik, plastik stereofoam, plastik HDPE, LPE dan lainnya untuk plastik saja ada berapa macamnya bagaimana dengan bahan lainnya? cair? padat? gas?

0006 = merupakan jumlah dari dimensi / ukuran produk dalam hal ini tebal gantungan kunci 6 cm. Karena mungkin saja untuk gantungan kunci saja ada berbagai macam ukuran dan belum lagi produk lain mungkin dimensi / ukurannya bisa mencapai ribuan.

05 = menandakan satuan ukur dimensi gantungan kunci dalam hal ini centimeter / cm. Di cadangkan untuk 99 kemungkinan dalam sekuel SKU nomor ini tapi tidak akan terpakai semua karena format satuan ukur dimensi yang lazim digunakan atau satuan berat yang digunakan tidak mencapai 99 namun lebih dari 9 / 1 digit (contoh cm, mm, ft, inch, kg, ton dsb)

00017 = merupakan penanda identifikasi estitika produk, bisa saja berupa warna, motif, corak, bentuk kemasan atau lainnya, diberi cadangan lebih banyak karena kemungkinan dari identifikasi ini bisa sangat banyak. Contoh dalam produk gantungan kunci maka kode 00017 pada sku format nomor ini menandakan bahwa “Motif Bunga“.

000047 = terakhir ini merupakan kode urut produksi gantungan kunci secara keseluruhan. Pencadangan jumlah pada bagian sku penomoran ini tergantung dari kapasitas produksi.

Mengapa SKU Berupa Angka?

Dari penjelasan diatas maka sudah diuraikan bagaimana SKU 0050002400060500017000047 menjabarkan sebuah produk. Jika Kita perhatikan maka panjang dari format angka ini terlihat tidak efisien, misalnya jika dibandingkan dengan format huruf bisa saja menjadi hanya: GKNC-MKA-6CM-MBNG-000047 yaitu format yang mudah dihapalkan. Namun ketika ada kemungkinan ribuan jenis produk, maka proses pembuatan kode SKU setiap produk akan mengalami kesulitan dan akhirnya bisa saja ada kode dengan nama yang mirip bahkan sama sehingga rancu. Dengan format nomor, meskipun sulit bahkan hampir mustahil dihapalkan apalagi dituliskan manual tanpa melihat referensi jika jenis produk ada ratusan, namun dalam sistem komputer tentu tetap akan mudah dilacak format ini.

Selain itu, pengkodean dalam bentuk angka juga lebih bersifat universal, bahkan format UPC menggunakan 12 digit angka.

Standarisasi Internasional SKU?

Jika contoh contoh diatas menggunakan penamaan SKU sesuai kebutuhan Kita, namun Kita akan mengulas sedikit mengenai standarisasi penamaan SKU.  SKU tidak memiliki standar internasional karena peruntukannya adalah untuk internal,  namun umum digunakan maksimal 8 karakter  yang terdiri dari huruf dan angka, sedangkan standarisasi internasional UPC adalah 12 digit angka menurut ketentuan GS1 (Global Language Of Business) organisasi internasional yang mengatur standarisasi pengkodean inventaris bisnis termasuk UPC.

Semua ketentuan diatas memang diatur dan memiliki standar internasional, namun karena peruntukan SKU adalah untuk keperluan internal sedangkan UPC untuk keperluan eksternal, maka penekanan standarisasi disini ditekankan lebih kepada format UPC.

Kesimpulan

Secara umum Kita sudah memahami apa itu SKU, serta fungsi dan contoh sederhana penerapan SKU. Pada dasarnya format SKU dirancang diawal oleh manajemen dengan mempertimbangkan jenis dan variasi produk. Dalam perkembangannya tentu memungkinkan format ini di rubah / konversi. Misalnya dari format kode huruf menjadi kode angka seperti dicontohkan diatas.

Dari tingkat kesalahan penulisan / pengetikan, jika dilakukan manual maka SKU format nomor akan rentang mengalami salah tulis jika tidak melihat referensi kode. Hal ini dapat mengakibatkan data yang dimasukan tidak terbaca karena formatnya salah. Standarisasi ini dapat dirubah kapan saja karena peruntukan SKU adalah untuk pendataan internal.

Bagi pelaku UMKM dimana variasi produk mungkin masih sedikit, maka format dengan huruf sangat disarankan. Jadi bagaimana? sudah siap merancang SKU barang jualan Anda?

Bagikan info ini
Diskusikan