Kisah Gandoel Mercon Arief Yang Sudah Sampai Singapura Dan Jepang

Ekspor keripik pepaya

Tidak banyak orang mengira buah pepaya dapat diolah menjadi keripik, apalagi sampai dapat ekspor keripik pepaya hingga ke luar negeri. Namun ini adalah kisah inspiratif nyata dari Arief Joko wirausahawan muda eks pegawai bea cukai yang menggeluti usaha keripik pepaya asal Magelang Jawa Tengah.

Merawat Orang Tua

Tahun 2016 Arief saat itu sudah memperoleh pekerjaan cukup mapan di kawasan Tangerang, Banten. Namun Arief kemudian mengundurkan diri dan pulang ke kota asalnya di Magelang, Jawa Tengah. Pengunduran diri tersebut dilakukan Arief agar dapat lebih fokus mengurus orang tuanya yang sakit.

Di kampung halamannya Arief pun coba mencari pekerjaan dengan melamar kesana sini, namun mencari pekerjaan di kampung halamannya ternyata lebih sulit meski sudah dicoba ratusan kali, padahal Arief adalah sarjana lulusan perguruan tinggi.

 

Kebun Pepaya Milik Orang Tua, Awal Mula Gandoel Mercon

kebun pepaya

Setelah lama tak membuahkan hasil dari melamar pekerjaan, Arief mulai terpikir untuk memanfaatkan potensi yang ada disekitarnya. Pilihannya tertuju pada kebun pepaya milik orang tuanya yang totalnya berjumlah 500 pohon.

Selama kurang lebih 3 bulan Arief bereksperimen memanfaatkan buah pepaya, hingga akhirnya dia pun mengolah pepaya menjadi keripik. Awal mula racikan keripik pepaya buatannya adalah dengan bumbu rasa pedas mercon, pada nanti kelak jenis rasa ini yang populer dan akan menjadi ekspor keripik pepaya ke luar negeri.

Pada saat itu (tahun 2016) memang lagi hits snack dengan rasa pedas, sehingga menjadi pertimbangan Arief memilih rasa tersebut. Dari rasa pedas tersebut juga terciptalah nama Gandoel Mercon yang hingga saat ini populer di seluruh Indonesia bahkan ekspor keripik sampai keluar negeri.

 

Para Pembeli Pertama Gandoel Mercon

Dengan bermodalkan 1.5 juta rupiah Arief merintis usaha ini, bukannya tanpa hambatan dan rintangan. Meski rasa snack yang pedas termasuk kekiniaan saat itu, namun orang orang belum mengenal pepaya sebagai olahan makanan ringan. Pernah dimana penjualan keripik pepaya hanya 2 saja dalam satu minggu dilingkungannya.

Tak mudah putus asa, Arief pun mulai merambah penjualan dengan memanfaatkan media sosial. Dari media sosial seperti Instagram, pembelinya pun mulai berdatangan dari luar kota.

Kegigihan Arief berjualan terbukti ketika saat dia melayani COD keripik dengan pembeli yang jaraknya 40 KM dari tempat tinggalnya. “Untuk area Magelang saya melayani COD, dari beli 1 biji, 2 biji sampai 10 biji. Pernah waktu itu konsumen beli 4 biji dan jarak dari rumah saya ke konsumen lebih dr 40 km” ungkap Arief.

 

Cincin Kawin Istri Untuk DP Sewa Booth

Arief menyadari kalau usahanya ingin terus berkembang maka ia harus terus gencar mempromosikan produknya kemana mana. Suatu ketika ada acara festival kuliner,  Arief ingin mengikutkan Gandoel Mercon dalam acara tersebut dengan menyewa tempat.

Namun keterbatasan modal yang dimilikinya membuatnya harus menjual cincin kawin istrinya sebagai DP 50 persen sewa tempat tersebut. “Saya terpaksa harus jual cincin kawin. Sedih sekali sebenarnya. Tapi, itu kan satu-satunya sumber penghasilan saya (Gandoel Mercon)”.

Arief memang kerap berpartisipasi dalam event sejenis festival kuliner, pada event terakhirnya bulan lalu boothnya disambangi Presiden Jokowi dan Gandoel Mercon mendapatkan pujian dari Presiden.

 

Inovasi Rasa, Kunci Awal Kesuksesan

Tak ragu dalam mengolah pepaya menjadi keripik, tentu saja hal tersebut berlaku juga untuk inovasi masalah rasa keripik. Arief mulai mencoba inovasi rasa-rasa baru agar lebih banyak pilihan dan dapat dinikmati berbagai kalangan, rasa original, keju, coklat, barbeque, rumput laut, dan jagung manis pun dibuatnya.

Ternyata keluarnya varian varian rasa baru ini membuahkan hasil, omset penjualan Gandoel Mercon semakin meningkat karena kini konsumen mendapatkan banyak pilihan rasa.

 

Ekspor Keripik Pepaya Gandoel Mercon

Jika ketika diawal merintis Arief tak jarang dapat cemoohan seperti “Sarjana kok ngiris pepaya, jemur pepaya”, kini Gandoel Mercon sudah memiliki lebih dari 30 reseller di seluruh Indonesia. Bahkan Arief masuk 20 besar dari sekitar 7500 wirausaha dalam ajang Big Start.

Omzetnya dari resellernya saja sudah mencapai 15 Juta rupiah dalam tempo 1 tahun saja belum termasuk penjualan lainnya dan ekspor ke Jepang dan Singapura. Ikhtiar dan kesabaran Arief  tidak sia sia. Tentunya ini juga berkat doa orang tua Arief yang mana secara tidak langsung menjadi pembuka jalan usaha Arief saat ini ketika dia pulang untuk mengurus orang tuanya.

Bagikan info ini
Diskusikan