Setiap usaha memiliki resiko, agar dapat menanggulangi resiko usaha, maka Kita perlu mengenal jenis jenis resiko usaha, faktor penyebab resiko, analisa resiko usaha, serta yang paling penting memahami pengertian resiko usaha.
Setidaknya ada 11 jenis jenis resiko usaha yang perlu Anda ketahui. Berikut ini adalah deskripsi masing masing resiko beserta analisa dan pemecahan masalahnya.
- Resiko Produksi
- Resiko Pemasaran
- Resiko Keuangan
- Resiko SDM
- Dampak Teknologi
- Dampak Lingkungan
- Perubahan Aktifitas Pasar
- Resiko Inovasi Usaha
- Resiko Pengembangan Usaha
- Resiko Kerjasama Usaha
- Dampak Regulasi Pemerintah
1. Resiko Produksi
Resiko produksi berkaitan erat dengan kualitas produk baik berupa barang maupun jasa. Diproduksi secara otomatis dengan mesin maupun dikerjakan manual, setiap output produksi memiliki resiko akan cacat kualitas produksi.
Dibidang garmen misalnya jahitan tidak rapih, kancing tidak lengkap, atau dibidang kuliner, kematangan tidak pas, rasa tidak sesuai, dan lainnya. Guna memperkecil resiko produksi, maka setelah terjadi cacat produksi, maka harus segera dianalisa penyebab dan letak proses tahapannya. Pada poin produksi tersebut maka Anda harus segera membenahinya karena kesalahan pada suatu proses tidak jarang akan berimbas pada proses lain / selanjutnya.
2. Resiko Pemasaran
Ketika konsep pemasaran dijalankan tanpa pengamatan dan perencanaan yang matang, maka tidak jarang hasilnya jauh dari yang diharapkan. Alhasil bukannya memperoleh keuntungan dari penjualan, Anda malah mengalami kerugian akibat biaya pemasaran tidak memperoleh hasil yang diinginkan.
Faktor lainnya juga terjadi akibat kurangnya pemahaman akan teknik dan strategi marketing, sehingga pada penerapannya tidak menyasar pada tujuan pemasaran. Jika Anda merasa SDM (Sumber Daya Manusia) internal Anda masih belum mampu melakukan pemasaran dengan efektif, maka tidak ada salahnya Anda memperkuat SDM Anda dulu.
Salah satu contoh dalam memperkuat SDM dapat dengan menyertakan SDM Anda ke seminar seminar atau pelatihan marketing, atau Anda menyiapkan pakar marketing untuk melakukan training di perusahaan Anda. Investasi akan peningkatan skill SDM ini dapat memperkecil resiko pemasaran produk Anda. Dalam situasi tertentu, Anda mungkin membutuhkan rekrutmen SDM baru atau untuk menggantikan SDM yang dinilai sulit berkembang.
3. Resiko Keuangan
Ini adalah resiko yang umum mengintai. Kerugian dalam usaha, ketidakpastian keuntungan adalah beberapa penyebab utama resiko ini. Apabila tingkat resiko sudah sampai menghambat proses produksi dan kegiatan usaha, maka usaha Anda diambang kehancuran.
Dalam menghadapi resiko keuangan, maka Kita perlu berinvestasi menyisihkan setiap keuntungan guna cadangan dana usaha. Misalnya katakanlah dalam sebulan terdapat keuntungan 10 juta rupiah, maka sisihkan setidaknya 5 persen guna cadangan menghadapi resiko keuangan. Setiap tahunnya apabila Anda tidak mengalami resiko keuangan yang berarti, cadangan ini dapat Anda evaluasi dan ambil sehingga hanya tersisa senilai biaya produksi dan kegiatan usaha selama 3 bulan. Jadi investasi akan resiko keuangan ini dapat menjadi tabungan tersendiri.
4. Resiko Sumber Daya Manusia
Dalam jenis jenis resiko usaha, sumber daya manusia termasuk dalam faktor resiko yang kompleks. Sedikitnya ada 3 faktor penyebab yang memicu permasalahan dari sumber daya manusia.
Pertama adalah kurang cermat penilaian ketika proses rekrutmen atau memang dalam kondisi keterbatasan alokasi anggaran untuk SDM.
Kedua yaitu SDM yang sudah ada dan sebelumnya mampu menjalankan fungsi pada usaha Anda, mengalami kesulitan ketika usaha Anda semakin berkembang dengan beragam inovasi bermunculan.
Faktor ketiga berasal dari individu SDM Anda masing masing. Misalnya penurunan produktivitas yang disebabkan faktor eksternal, atau perubahan sikap tingkah laku yang berdampak negatif pada usaha Anda, hingga konflik pada internal usaha Anda.
Faktor yang pertama tadi bisa jadi memang Anda “sengaja” atau terpaksa. Misalnya dalam kasus ketika alokasi anggaran Anda untuk SDM terbatas, maka Anda hanya mampu merekrut SDM yang kurang piawai. Jika ini yang terjadi maka Anda harus menyiapkan berbagai langkah pendukung kerja mereka. Misalnya dengan membekali SDM dengan pelatihan, atau dengan ekstra pengawasan dan pengarahan dalam kerja.
Pada faktor kedua, maka seiring dengan perkembangan usaha serta inovasi inovasi baru, maka Anda harus serta merta menyiapkan SDM agar mampu mengikuti perubahan yang terjadi. Misalnya bagian pemasaran, saat ini sudah harus mengenal teknik dan metode pemasaran melalui internet, dan contoh lainnya.
Faktor ketiga ini sebagian besar berasal dari lingkungan kerja pada usaha Anda sendiri. Mulai dari konflik antar karyawan, hingga ketidak puasan dengan manajemen perusahaan disamping tentunya masalah diluar pekerjaan seperti masalah keluarga.
5. Dampak Teknologi
Ketika perusahaan mulai beralih menggunakan teknologi terkini, maka tidak jarang minimnya penguasaan atas teknologi tersebut dapat berbuntut pada kerugian. Misalnya pekerjaan yang dulu dilakukan manual oleh karyawan Anda, kini dituntut menggunakan teknologi, alhasil pemanfaatan teknologi tanpa diiringi dengan pencapaian tujuan efektifitas malah akan merugikan perusahaan.
Pembukuan yang tadinya dicatatkan secara manual, kini diolah dengan sistem komputerisasi, jika penggunaan fitur dalam komputerisasi tidak dipahami maka beresiko kekacauan pengarsipan data, atau bahkan kehilangan data. Pemanfaatan mesin pemotong yang tujuan awalnya untuk efisiensi kerja tenaga pemotong, ketika tidak menguasai pengoperasian atau perawatan mesin potong maka malah akan menimbulkan kerugian baru. Intinya setiap terjadi perubahan yang membutuhkan pemanfaatan teknologi, maka proses alih teknologi harus dijalankan dengan menyeluruh.
6. Dampak Lingkungan
Salah satunya merujuk pada tata kelola limbah industri . usaha Anda. Proses pengolahan limbah yang tidak dilakukan dengan tepat berpotensi akan mengganggu lingkungan sekitar usaha Anda berada, akibatnya akan rentan terhadap tuntutan hukum.
Demikian juga dengan berbagai polusi lainnya mulai dari polusi udara hingga polusi suara, yang mana ketika sebelum mendirikan pabrik usaha Anda sudah harus melalui pengamatan yang cermat dan terarah. Untuk pemahaman lebih lanjut mengenai dampak lingkungan Anda dapat membaca referensi mengenai AMDAL (Analisis Dampak Lingkungan) dari Thegorbalsla.
7. Perubahan Aktifitas Pasar
Jika tidak cermat mengamati aktifitas dan tren pasar, maka produk barang atau jasa Anda akan tergerus dengan kompetitor yang lebih inovatif. Contoh paling mudah ditemui dari usaha kuliner, ada jenis makanan atau minuman yang sifatnya tren musiman. Retail konvensional, yang mulai tergerus dengan penjualan online, warung internet / warnet yang mulai sepi pelanggan, dan lainnya.
Inovasi akan dapat diperoleh dengan mengamati tren, baik tren didalam negeri, maupun diluar negeri yang berpotensi akan diadaptasi oleh pebisnis di dalam negeri. Misalnya warung internet, alih alih bertahan menunggu pelanggan yang datang, mungkin dapat berinovasi lebih dengan menjual voucher kuota wifi internet. Retail konvensional, selain menjual di toko offline mereka, maka sudah harus merambah penjualan mereka ke ranah online.
8. Dampak Inovasi Usaha
Jika sebelumnya telah dibahas pentingnya inovasi usaha, maka disisi lain ada resiko mengintai dalam proses menerapkan inovasi usaha. Jika perubahan dilakukan tanpa disertai riset dan pengamatan menyeluruh, maka bukan tidak mungkin inovasi yang diharapkan dapat mengembangkan usaha Anda malah berdampak kerugian.
Tidak semua inovasi cocok diterapkan kedalam usaha, intinya adalah berinovasi sesuai dengan kebutuhan guna pencapaian target perkembangan. Oleh karena itu lakukanlah riset seputar SDM Anda, pangsa pasar, teknologi, dan lainnya yang berkaitan erat dengan inovasi yang ingin Anda kembangkan.
9. Resiko Pengembangan Usaha
Umumnya usaha yang dinilai sukses akan memiliki rencana untuk pengembangan lebih lanjut. Pengembangan usaha ini adakalanya terkait dengan faktor yang telah disebutkan sebelumnya seperti aktifitas pasar dan inovasi usaha. Ketika usaha beranjak untuk berkembang, maka aset usaha pun ikut dituntut untuk mengikuti.
Dalam memutuskan untuk pengembangan aset, maka kalkulasi yang cermat dan tepat dibutuhkan agar tidak terjadi inefisiensi dalam proses pengembangan ini. Artinya terjadi aset aset baru yang malah tidak produktif. Memilah aset sesuai dengan perkembangan kebutuhan memerlukan assesment yang menyeluruh dari asesor berpengalaman.
10. Resiko Kerjasama Usaha
Menjalin kerjasama investasi tentu dapat membantu pembentukan atau pengembangan usaha Anda. Meski demikian Anda harus mencermati detail dari klausul kerjasama usaha yang dijalin guna menghindari kerugian dikedua belah pihak. Kerugian dipihak manapun akan menghambat usaha Anda.
Jika investor merasa dirugikan maka tuntutan dari mitra Anda tersebut bukan tidak mungkin berdampak pada resiko keuangan usaha Anda. Selain itu potensi penipuan dari hasil klausul kerjasama usaha juga dapat berdampak negatif pada usaha Anda. Buka kesempatan investasi kepada pihak diluar usaha Anda hanya jika Anda membutuhkannya.
11. Dampak Regulasi Pemerintah
Faktor kebijakan yang dikeluarkan pemerintah, terutama yang berkaitan dengan usaha Anda perlu dicermati perkembangannya. Potensi yang merugikan dari kebijakan baru pemerintah harus diatasi dengan penyesuaian strategi usaha.
Dengan demikian apapun kebijakan pemerintah maka usaha Kita dapat bertahan. Ada banyak usaha yang dapat bertahan lintas jaman, lintas era pemerintahan, lintas perubahan kebijakan, mungkin Kita dapat belajar dari usaha yang tidak tergerus oleh dampak kebijakan pemerintah yang berpotensi merugikan usaha.
Demikian uraian dari jenis jenis resiko usaha yang diharapkan dapat menjadi gambaran umum untuk mengatur dampak resiko yang timbul sehingga meminimalisir kerugian. Adapun penerapan manajemen resiko akan dapat berbeda beda sesuai dengan jenis usaha serta karakteristik produk Anda.